Sesi Latihan safee bersama Pelita jaya
Seperti semua peminat sukan terutaman sukan bola sepak sudah mengetahui penghijrahan Safee Sali ke Indonesia dan menyertai pasukan Pelita Jaya. Berikut adalah wawancara Kompas kepada Indonesia. boleh juga kita lihat pendapat jiran kita berkenaan isu ini. dari komen2 warga indonesia hampir semuanya menunujukkan komentar positif dan semangat kesukanan yang tinggi.
JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam dua periode, striker nasional Malaysia, Mohd Safee Sali, menjadi perhatian publik Indonesia. Pertama karena tiga golnya di final Piala AFF 2010 yang membuat Indonesia kalah. Kedua, dia tiba-tiba meninggalkan klubnya, Selangor FC, untuk bergabung dengan Pelita Jaya.
Pelita Jaya
Safee merupakan figur sentral di balik keberhasilan "Harimau Malaya" meraih gelar di ajang terbesar Asia Tenggara tersebut untuk pertama kalinya. Bahkan, ia menjadi pencetak gol terbanyak dengan lima gol yang dikemasnya pada ajang tersebut. Tiga dari lima gol tersebut ia cetak ke gawang Indonesia pada partai final.
Sekitar dua bulan kemudian, Safee membuat publik Indonesia terkejut. Pemain yang sudah dikarunia dua anak itu tiba-tiba memutuskan hengkang dari Selangor FC untuk membela Pelita Jaya (PJ) pada musim ini. Keputusan Safee memilih Pelita tambah membuat publik bertanya-tanya. Apalagi, prestasi Pelita tengah terpuruk karena berada di dasar klasemen Indonesia Super League (ISL). Bandingkan dengan Selangor FC yang kini berada di empat besar Liga Malaysia.
Safee dan Keluarganya
Padahal, ia sebenarnya juga diperebutkan oleh dua klub, yakni Persib Bandung dan Persiba Balikpapan, yang prestasinya sedikit lebih baik daripada "The Young Guns", julukan Pelita. Lalu apa yang menjadi alasan Safee memilih Pelita sehingga ia harus rela memutus kontraknya yang baru berusia sebulan bersama Selangor? Apakah Safee memilih Pelita semata-mata karena materi?
Seusai menjalani latihan perdana bersama Pelita di POR Pelita Jaya, Sawangan, Depok, Kamis (17/2/2011), Safee membeberkan tujuan dan motivasinya hijrah ke Indonesia kepada wartawan Kompas.com, Ferril Dennys Sitorus dan fotografer Kristianto Purnomo. Berikut petikan wawancaranya.
Anda terlihat seperti kelelahan dalam latihan tadi?"Selepas dari cuti, saya agak kepenatan. Selepas dari training memang stamina saya agak menurun. Saya coba menyesuaikan diri dengan keadaan training di sini. Saya tampak amat bagus dengan cara permainan dari PJ."
Kamu membuat keputusan berani memilih Pelita. Apa yang mendasari keputusan itu?"PJ sebuah klub besar. Saya mengikuti perkembangan PJ di internet dan saya juga mengikuti perkembangan klub lain juga di internet. Saya tengok Roger Milla dan Mario Kempes pernah bermain di sini. Fandi Ahmad pernah menjadi juru latih di sini. Itu yang membuat saya lebih tertarik."
Padahal, kamu sempat dihubung-hubungkan akan hijrah ke Persib?"Bukan! Saat itu media bertanya saya mau pergi ke klub mana. Saya cakap sudah mengenali Persib itu sendiri. Sebab, Selangor dengan Persib sudah main friendly match. Sejujurnya saya cakap dengan media, saya mengenali corak permainan dan suasana di Persib. Bukan saya mau terus ke Persib. Media sudah salah artilah dengan pernyataan saya."
Apakah karena uang kamu akhirnya memilih Pelita?"Enggak! Enggak, yah! Bukan semata-mata karena uang. Saya mau belajar sesuatu di sini. Sebab, saya tengok, di sini mempunyai suatu liga yang tarafnya lebih tinggi dari liga Malaysia dari segi rangking AFC. Kalau melihat rangkingnya, Indonesia berada di peringkat kedelapan. Malaysia peringkatnya jauh ke bawah. Indonesia di bawah Jepang. Di atas Indonesia, liga Australia."
Apakah Selangor bersikukuh mempertahankan kamu mengingat kamu top scorer di Piala AFF?"Enggak! Sebab, saya sudah bincang dengan Selangor, saya mau belajar sesuatu di luar negeri dan saya ingin keluar dari Selangor. Saya meminta Selangor kalau boleh membantu saya belajar di luar. Hasil dari perbincangan majelis tinggi Selangor, mereka melepaskan saya dengan rela hati."
Lalu, Selangor melepasmu karena kemampuanmu sudah hampir menurun?"Bukan karena itu. Mereka memberikan kesempatan kepada saya untuk belajar sesuatu yang baru. Mereka juga ingin menunaikan hajat saya sebagai pemain profesional bermain di luar."
Setelah kamu memutuskan hijrah ke Indonesia, Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) meminta kepada pemain lain untuk bertahan guna meningkatkan kualitas liga Malaysia. Apa pendapat Anda soal ini?"Saya kurang setuju. Mereka tidak melihat lebih mendalam liga Indonesia ini. Padahal, Indonesia memiliki (jatah) lima pemain import, sedangkan di Malaysia tidak ada. Persaingan lebih kuat daripada Malaysia. Saya tidak setuju dengan pendapat daripada FAM itu sendiri karena di sini adalah suatu permulaan untuk belajar."
Siapa yang paling berjasa membawa Anda ke PJ?"Yang paling berjasa sekali adalah Selangor. Datuk Hamidin (Sekretaris Selangor FC) banyak membantu saya ke sini dan menjalin persahabatan dengan PSSI."
Target pribadi bersama Pelita?"Pertama kali saya ingin membantu PJ naik ke urutan yang baik dalam liga. Terlebih, saya ingin menciptakan satu gol di setiap pertandingan."
Bagaimana soal intimidasi yang kemungkinan akan kamu dapatkan pada setiap pertandingan? Kamu siap menghadapi intimidasi tersebut?"Saya hanya ingin bermain sukan demi semangat kesukanan. Hanya ingin menang. Bagi saya, perasaan emosinal perlu diketepikan. Sebab, kita satu rumpun. Kita harus menjalin persahabatan yang baik antara Indonesia dan Malaysia. Saya berharap tidak ada isu lain yang perlu dibangkitkan."
Siapa pemain Indonesia yang kamu segani terutama pemain bertahan?"Kalau bek, saya kira Nova Arianto. Nova bagus. Saya pernah bermain dengan Nova waktu di Surabaya pada tahun 2007. Dengan cara permainan dan fisik yang lebih besar, Nova agak sukar."
Bermain di Indonesia, apakah impian Anda?"Impian saya bermain di luar daripada Malaysia terutama di Indonesia. Bagi saya bermain di Indonesia merupakan penghargaan yang bagus. Saya pun boleh menjalankan persahabatan dengan Indonesia."
Sejauh mana kamu mengetahui sepak bola Indonesia?"Banyak yang saya tahu. Permainannya, suasana pendukung, keseriusan, dan profesionalitas di Indonesia membuat saya tertarik. Macam, Indonesia lebih menerapkan profesionalisme tiap klub dan saya tahu cara permainan fisik di Indonesia. Saya tahu permainan di sini lebih fisikal dan keras."
Sebetulnya, apa yang kamu cari dari sepak bola Indonesia?"Sebagai langkah permulaan saya. Indonesia dengan Malaysia tidak jauh beda dari bahasa, segi budaya, segi makanan. Saya pikir kalau saya ke sini, saya boleh menjalin persahabatan Indonesia-Malaysia karena kita adalah satu rumpun. Saya mau ke sini karena suasana tidak jauh berbeda dengan Malaysia."
Katanya, kamu memiliki kedekatan historis dengan Indonesia?"Nenek moyang saya berasal dari sini. Orangtua saya bisa ngomong (bahasa) Jawa. Saya tak bisalah. Darah Indonesia ada dalam darah daging saya juga."
Apakah hal itu akan menjadikan Indonesia sebagai pelabuhan terakhir kariermu?"Kita enggak tahu di masa depan bagaimana. Tapi, mungkin."
Cita-cita kamu bermain sepak bola?"Dari umur sepuluh tahun, saya sudah bermain sepak bola. Saya sudah bermain untuk wakil sekolah. Pada umur 11 dan 12 tahun, saya sudah wakil peringkat negeri. Saya ingin meningkat dan kemudian saya masuk sekolah sukan. Di sana saya naik peringkat demi peringkat umur. Saya mewakili pasukan junior kebangsaan pada umur 19 tahun."
Momen terburuk dan momen indah dalam kariermu?"Momen terburuk, pernah menjalani operasi pada dua kaki saya. Satu kaki saya absen enam bulan dan satu kaki lagi enam bulan. Namun, hal ini tidak memengaruhi permainan saya."
Momen paling membahagiakan?"Membawa Malaysia menjuarai Piala AFF 2010. Itu adalah satu tahap tertinggi bagi diri saya dalam karier di bola sepak."
Siapa yang paling berpengaruh dalam kariermu?"Dari segi famili, orangtua saya yang memberikan sokongan."
Sampai umur berapa kamu bermain sepak bola?"Mungkin umur 34 atau 35 tahun."
Kompas Bagi Baju Free tu...
Psst: Biarkan sahaja Permain bola sepak kita bermain diluar negara. jika Liga Indonesia lebih baik dari kita maka apa salahnya. FAM tak perlulah ingin menghalang sesiapa untuk bermain di kelab luar negara. Mantapkan dahulu liga kita. Liga Super kita jauh ketinggalan berbanding liga Indonesia.